Talk About

Bersama Grup APRIL Wujudkan Green Economy untuk Indonesia


Walaupun sekarang semua serba digital tetapi kertas tetap punya pasar yang tidak bisa musnah dengan era digital. Kertas masih utama sebagai alat tulis dan perangkat penerbitan. Bisa membayangkan kan mana yg lebih nyaman, harus belajar menggunakan buku fisik atau membacanya secara digital?

Selain itu, kertas juga digunakan sebagai pembungkus kado, paket, belanjaan dan makanan ramah lingkungan. Apalagi Sekarang sudah populer kampanye anti penggunaan plastik, zero waste, bahkan green economy.


Ngomong – ngomong soal kertas,  di Indonesia sendiri kita mempunyai PT  Riau Andalan Pulp and Paper yang merupakan anak perusahaan  dari APRIL (Asia Pacific Resources International Holdings Ltd). Operasional pabrik pulp dan kertas serta perkebunan Grup Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) yang utama, bermarkas  di sekitar kota Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau, Indonesia.

Sebagai kelompok usaha global yang mempekerjakan lebih dari 60.000 karyawan, dengan total aset lebih dari US$ 25 miliar dengan jangkauan penjualan di seluruh dunia. Grup APRIL dan anak perusahaannya selalu melaksanakan prinsip  praktek bisnis harus membawa kebaikan bagi Masyarakat, Negara , Iklim , Pelanggan dan pada akhirnya baik bagi Perusahaan .

Produsen serat, pulp dan kertas berkelanjutan Asia Pacific Resources International Limited (APRIL Group) mempertegas komitmennya dalam mendukung pembangunan ekonomi hijau atau green economy di Indonesia. Tapi apa sih Green Economy itu? Mungkin sebagian dari kita masih awam tentang Green Economy.

Tentang Green Economy

Green Economy atau ekonomi hijau adalah model pembangunan yang menyinergikan antara pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan. Harapannya tentu, ekonomi hijau ini dapat mendorong peluang kerja baru (green jobs) dan juga peluang investasi baru (green investment). Sebuah Sistem yang berusaha menciptakan perekonomian yang berkelanjutan dengan menjaga keseimbangan alam. Ekonomi hijau ini juga dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.

Pada tahun 2030 nanti negara-negara besar di Uni Eropa dan Amerika sudah menolak untuk memakai energi konvensional dan mungkin sudah mulai setop tidak mau lagi menerima barang-barang yang berasal dari energi fosil. 

Penerapan ekonomi hijau menyumbang lebih banyak manfaat bagi suatu negara dibandingkan bisnis yang dijalankan secara biasa. Bahwa hutan sangat berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, Indonesia dinilai perlu bertransisi menuju ekonomi hijau.

Penelitian ini menunjukkan, bila Indonesia menerapkan ekonomi hijau, maka total lapangan kerja bidang kehutanan pada 2030 akan mencukupi untuk 247.945 orang. Sementara, penerapan bisnis secara biasa hanya akan menghasilkan total lapangan kerja bidang kehutanan untuk 193.774 orang.

Penerapan ekonomi hijau juga dinilai dapat menekan emisi karbon dioksida. Penelitian ini mengungkapkan dengan penerapan ekonomi hijau, emisi karbon dioksida kumulatif yang dihasilkan hingga 2030 hanya 689 juta TCO2. Sementara, penerapan ekonomi secara biasa dapat menghasilkan 2.484 juta TCO2.

Bukan hanya itu, ekonomi hijau juga dinilai dapat meningkatkan produksi kayu pada 2030 mendatang, yaitu sebanyak 64.068 ribu meter kubik, sementara bisnis biasa hanya dapat menghasilkan produksi kayu sebanyak 47.788 ribu meter kubik.

Bersama Grup April Wujudkan Green Economy

Apa saja sih upaya – upaya yang dilakukan APRIL Grup dalam mendukung pemerintah Indonesia menuju Green Economy.

1.Konservasi dan Restorasi Ekosistem

Grup APRIL  melindungi dan merestorasi area-area hutan yang sebelumnya telah dirusak oleh pihak lain. Di Semenanjung Kampar, sedang berada dalam proses pemulihan 40.000 hektar hutan bernilai konservasi tinggi di dua area yang berbeda dari semenanjung tersebut.
Pada bulan Mei 2013, Grup APRIL mengumumkan dukungan sebagai sponsor dana sebesar 17 juta dolar AS untuk membantu menjalankan program restorasi ekosistem multi-tahun atau Restorasi Ekosistem Riau (RER). Diresmikan oleh Menteri Kehutanan Indonesia pada waktu itu, Zulkifli Hasan, program RER berkomitmen untuk melakukan restorasi (pemulihan) ekosistem yang komprehensif terhadap area hutan gambut yang penting secara ekologis di Semenanjung Kampar, memenuhi kebutuhan lingkungan, ekonomi dan sosial secara berkelanjutan. Program ini juga menetapkan model untuk kolaborasi aktif di antara beragam perangkat mitra yang bekerja sama untuk tujuan lingkungan yang sama.

Grup APRIL menyediakan bantuan finansial, teknis dan sumber daya bagi RER untuk mendukung restorasi dan perlindungan jangka panjang terhadap area tersebut. Para mitra utama yaitu Flora & Fauna International (FFI) – badan konservasi internasional yang paling tua sedunia – dan Bidara, konsultan pengembangan sosial Indonesia. Bersama-sama, Grup APRIL dan para mitranya bekerja menuju tujuan lingkungan krusial yang sama.

2.Efisiensi Air & Energi

Grup APRIL berinvestasi pada teknologi pengolahan air untuk membersihkan air yang diambil dari sungai dengan proses daur ulang, untuk menjamin konsumsi air oleh pabrik yang lebih sedikit dibandingkan operasional sejenis menurut standar internasional.
penggunaan air oleh pabrik setara dengan 1.89% rata-rata aliran sungai (debit air) Sungai Kampar, dan angka ini berada jauh di bawah ketentuan batas maksimal yang ditentukan pemerintah. Sekitar 78% dari air ini dikembalikan ke sungai setelah melalui proses pengolahan air dan proses daur ulang inovatif yang dikembangkan oleh tim ahli internal. Dampak dari penggunaan air oleh pabrik terhadap laju aliran Sungai Kampar jauh berada di bawah batas BAT (Best Available Technique). Praktik-praktik daur ulang internal berarti Grup APRIL menggunakan kembali 90% dari penggunaan air secara umum berkat komitmen untuk pengumpulan dan pengolahan ulang.

Grup APRIL telah mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan menggunakan dan mengubah energi yang dihasilkan oleh limbah dan proses produksinya. Dari total konsumsi energi bahan bakar Grup APRIL, 85%-nya sekarang berasal dari bahan bakar bio (biofuel), sehingga mengurangi emisi serta menghasilkan manfaat tak langsung berkat berkurangnya kebutuhan transportasi.

Kontributor paling signifikan untuk produksi bahan bakar bio adalah pengoperasian ketel uap pemulihan (recovery boiler) terbesar di dunia yang menangkap energi dari lindi hitam (black liquor), yang berasal dari proses pembuatan pulp, dan mengubahnya menjadi energi yang setara dengan 390 MW per tahun. Energi dari ketel uap ini dan dua ketel uap pemulihan lainnya digunakan untuk menghasilkan uap untuk pembangkit listrik dan dalam proses pengeringan untuk produksi kertas.

Efisiensi energi lebih lanjut dicapai melalui pemanfaatan metanol, di mana metanol diperoleh melalui proses penyulingan dan penguapan (evaporasi) yang melibatkan lindi hitam. Hasil proses ini digunakan kembali di dalam tungku pembakaran, sehingga turut mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

Walaupun banyak dari pembangkitan energi ini dipergunakan untuk proses pembuatan pulp dan kertas, sekitar 2% atau 10 MW dialirkan ke jaringan listrik lokal, menyediakan sumber energy tambahan kepada masyarakat lokal.

3.Pengelolaan Hutan Tanaman

Melalui pengelolaan hutan tanaman, APRIL Grup melestarikan hutan bernilai konservasi tinggi dan mendukung pembangunan ekonomi lokal sambil menanam jutaan pohon setiap tahunnya dan memanen hasilnya secara berkelanjutan.
Grup APRIL beroperasi di bawah Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan atau Sustainable Forest Management Policy (SFMP). Kebijakan ini menjadi panduan pengelolaan 1 juta hektar yang dialokasikan untuk Grup APRIL untuk kehutanan di bawah izin konsesi pemerintah, di mana 480.000 hektar dari luas tersebut disisihkan untuk perkebunan berkelanjutan.

Area ini meliputi hutan tanaman terbarukan generasi ketiga dan keempat, yang ditanam pertama kali pada tahun 1993. Pembentukan hutan tanaman terbarukan di lahan ini telah rampung pada tahun 2014. Sisa lahan di konsesi kami disisihkan untuk perlindungan wajib, penggunaan oleh masyarakat, infrastruktur serta area yang secara sukarela disisihkan untuk Konservasi dan Restorasi Ekosistem.
Grup APRIL juga bekerja sama dengan masyarakat untuk membina dan mendukung penghidupan masyarakat dan (pengelolaan) area Hutan Tanaman Rakyat (HTR).

4.Pengelolaan Lahan gambut

Pesisir timur Sumatera memiliki karakteristik dataran datar rendah dengan hutan rawa gambut di wilayah tepi sungai dan pantai. Lingkungan ini sulit untuk ditempati dan dikembangkan dan hingga belum lama ini sebagian besar wilayahnya dibiarkan tidak dihuni. Dalam dua dekade terakhir, sejumlah tantangan pembangunan ini telah diatasi dan Provinsi Riau kini memiliki ekonomi yang berkembang yang hampir seluruhnya didasarkan pada agronomi (pertanian) dan kehutanan, di mana populasi yang semakin berkembang menimbulkan tekanan pada sumber daya alam dengan hampir semua lahan yang mengandung mineral telah dikembangkan .

5.Pengelolaan Risiko Kebakaran

Kebakaran merupakan ancaman utama bagi hutan tanaman  APRIL Grup yang merupakan aset utama bisnis . Kebakaran dapat merusak hutan, mengurangi nilai dan produktivitas aset-aset ini, serta menciptakan kabut asap. Kebakaran liar juga dapat memiliki dampak lingkungan yang signifikan lainnya; mengurangi nutrisi tanah, mempengaruhi kualitas air dan meningkatkan risiko erosi tanah, yang kesemuanya dapat mempengaruhi manajemen hutan tanaman secara berkelanjutan. Tidak ada keuntungan bagi Grup APRIL untuk membakar hutan, dan APRIL Grup menerapkan kebijakan tidak ada toleransi (zero tolerance) terhadap pembakaran hutan.

APRIL Grup tidak membeli kayu dari para pemasok yang terlibat dalam pembakaran hutan dan lahan yang ilegal. Mitra-mitral pemasok  diharuskan untuk menyerahkan izin terkait untuk menjamin legalitas kayu yang mereka panen, dan mematuhi praktik tidak membakar hutan dan lahan yang APRIL Grup terapkan. Jika mereka melanggar kebijakan ini, APRIL Grup akan melakukan penyelidikan dan mengambil tindakan tegas dengan segera.

Program Desa Bebas Api

Didirikan pada Juli 2015, Program Desa Bebas Api (FFVP) adalah proyek pencegahan kebakaran di Riau, Indonesia, yang didirikan berkat kerjasama erat dengan masyarakat setempat dan bermitra dengan LSM, pemerintah, polisi, militer dan Badan Mitigasi Bencana Riau. Program FFVP ini dicanangkan untuk mencegah kebakaran melalui proses sosialisasi, pendidikan dan peningkatan kesadaran masyarakt akan dampak negatif dari pembakaran.
Deteksi Kebakaran: Deteksi Menyeluruh Dan Sistem Peringatan Dini

Selama periode rawan kebakaran yang biasa terjadi dua kali dalam setahun, kami mengoperasikan patroli darat, udara dan air secara regular, dan menyiagakan kru penanganan kebakaran.

Setiap hari, tim siaga kebakaran memonitor cuaca di 23 lokasi di seluruh provinsi dan mengkalkulasi penilaian Bahaya Kebakaran berdasarkan jumlah hari sejak turunnya hujan, jumlah curah hujan, and kelembapan.

Tim siaga kebakaran dari 23 perkebunan juga menggelar patroli di kawasan konsesi Grup APRIL, memantau lanskap untuk tanda-tanda kebakaran serta kegiatan illegal lainnya, seperti pembalakan liar. Tim siaga kebakaran ini terlatih secara fisik dan siap untuk merespon cepat pada kebakaran apa pun dalam wilayah konsesi Grup APRIL.

Pemadaman Kebakaran: Respons Cepat Dan Pemadaman Agresif

Kebakaran bisa menjadi sangat sulit untuk dikendalikan, terutama di lahan gambut.APRIL Grup  telah mengembangkan kemampuan penanganan kebakaran kelas dunia, mencakup helikopter yang dilengkapi dengan kru ahli kebakaran, bom air, truk pemadam kebakaran, perahu amfibi serta tim di darat yang dapat dengan cepat dikerahkan untuk menahan dan memadamkan api saat terdeteksi.

Grup APRIL bekerja sama dengan instansi pemerintah dalam memadamkan kebakaran yang berada dekat dengan konsesi kami. Pada bulan Juli 2014, Grup APRIL menandatangani menandatangani Memorandum of Understanding (Kesepakatan) untuk membantu pemerintah dalam menanggulangi kebakaran hutan. Untuk mendukung Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Riau, Grup APRIL menyediakan peralatan seperti penggunaan helikopter perusahaan dan pompa air, serta pelatihan pemadam kebakaran bagi 630 relawan di 39 desa di Riau.

• Lebih dari 6 juta dolar AS diinvestasikan dalam peralatan pemadam kebakaran

• Helikopter dan 2 perahu amfibi dalam keadaan siaga untuk melakukan pengeboman air (water bombing)

• Biaya operasional tahunan dari tim kebakaran inti lebih dari 2 juta dolar AS

• Rata-rata 1-2 juta AS dihabiskan untuk membeli selang dan pompa pengganti setiap tahun

• 39 menara pengawas

• 215 pompa air yang dikhususkan untuk upaya pemadam kebakaran

• 700 anggota Tim Reaksi Cepat, termasuk:

• 260 pemadam kebakaran terlatih, 22 kelompok pencegahan dan pengendali kebakaran berbasis masyarakat

• 39 kelompok pencegahan dan pengendali kebakaran berbasis masyarakat, dengan total 630 anggota

• 31 Komunitas Siaga Kebakaran di 5 kabupaten di Provinsi Riau

Fire Free Alliance

Fire Free Alliance (FFA) adalah kelompok multi-stakeholder sukarela yang terdiri dari perusahaan kehutanan dan pertanian, LSM, serta mitra terkait lainnya. FFA terdiri dari APRIL, Asian Agri, IOI, Musim Mas, Sime Darby, Wilmar, IDH dan PM Haze. Anggota FFA berkomitmen untuk menyelesaikan masalah kebakaran dan kabut asap Indonesia yang terus-menerus timbul dari pembakaran hutan dan lahan serta secara aktif bekerja sama untuk senantiasa berbagi informasi, pengetahuan, dan sumber daya sebagai bagian dari upaya kolektif untuk mencapai solusi yang tepat guna.

Anggota FFA mencatat adanya peningkatan upaya pencegahan kebakaran, yang terlihat dari meningkatnya jumlah masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pencegahan kebakaran, dari 416 pada 2016 menjadi 468 pada 2017. Juga telah tercatat adanya peningkatan kegiatan pelatihan (awareness program) sebanyak 24 persen. Prestasi ini dirangkum dalam laporan yang diterbitkan mengenai topik pencegahan terulangnya kebakaran dan kabut asap di Asia Tenggara selama 2017.

Pada tahun 2018, anggota FFA terus mengembangkan program mereka dengan fokus implementasi Enam Unsur Program Desa Bebas Api: pencegahan dan pemantauan kebakaran, program pengembangan masyarakat, memberikan penghargaan kepada desa bebas api, mempersiakan mekanisme di lokasi serta meningkatkan kesadaran dan pelatihan juga pemantauan kabut asap.

Referensi
Aprilasia.com
M.merdeka.com

Sumber gambar
M.merdeka.com
Aprilasia.com

Leave a comment